Selasa, 29 Oktober 2013

SAHABAT


Sepasang sahabat, Tara dan  Cipta hanya dapat mengenal kata setia disepanjang hidupnya. Hubungan sahabat ini telah terjalin semenjak mereka lulus SD. Apapun mereka lakukan seperti sepasang kakak adik. Bagaimana tidak, sampai sekarang pun mereka sudah menginjak kelas 3 SMA masih berdekatan satu sama lain.

Tara adalah orang yang taat akan ibadah. Ia rajin akan pekerjaannya itu, sholat, mengaji serta mendalami peragamaan adalah kesehariannya. Walaupun Cipta sedikit membangkang disbanding Tara, tapi keduanya bisa saling mengisi waktu satu sama lain. Tidak ada kesetiaan sahabat yang dimiliki orang lain kecuali mereka ibaratnya.

Kesetiakawanan  mereka selalu ditampilkan didepan orang meski itu hanya hal kecil saja. Contohnya, ketika Tara dan Cipta beserta teman sekolahnya ke suatu mall ternama di Jakarta. Tak segannya Tara menunggu Cipta yang mengikat sepatu diluar mall yang mana ketika teman temannya sudah masuk ke dalam mall dan menikmati suasana. Tara tetap menunggu Cipta yang kesusahan mengikat tali sepatu, dan ia pun tak segan membantunya.

Semua berjalan semestinya, sampai suatu saat mereka jatuh cinta pada satu orang yang sama. Pada saat  itu Tara yang lebih dulu jatuh cinta pada seorang perempuan bernama Tia. Tara mulai berprilaku aneh terhadap Cipta. Seperti  jarang bermain lagi dengan Cipta sampai sampai menghilang ketika Cipta butuhkan karena terlalu intensif dengan Tia.

Dibelakang kejadian itu, Cipta menyimpan rasa yang sama seperti Tara terhadap gadis itu. Maklum sudah sejak lama Cipta mengincar Tia, sejak 1 SMP. Setelah Cipta menyelidiki, ia tidak mendapat apa apa, yang ia tau hanyalah Tara yang sibuk akan belajar menjelang ujian kelas 3 SMA.

Sampai suatu saat Tara menyapa Cipta di suatu jejaring social. Cipta pun membalas sapaan Tara dan mereka mulai berbincang bincang setelah hampir beberapa pekan tidak bertemu. Setelah menanyakan kabar dan kondisi masing masing, Tara mulai bercerita kepada Cipta.

Karena cerita jika ditulis akan memakan waktu, Tara pun memintanya untuk melepon. Ditelponlah Tara dan se-segera mungkin menanyakan masalah. Tara bercerita bahwa ia sudah jadian dengan Tia semenjak seminggu yang lalu. Cipta terkejut dan tidak menyangka bahwa sahabatnya mencuri wanita yang ia damba dambakannya.

Tara meminta Cipta untuk tidak memberi tahu siapapun, kalau tidak Cipta akan diancam untuk dipukul oleh Tara. Cipta kembali terkejut dengan sikap sahabatnya yang seperti itu. Akhirnya Cipta pun naik pitam. Dan berkata kepada Tara kalau ia akan memukulnya terlebih dahulu dan langsung menutup telepon yang sedang tersambung.

Disaat itulah Tara berpikir kenapa sebenarnya dengan Cipta dan Tia. Tapi ia tidak peka dan membiarkan masalah apa adanya serta tidak mau berniat untuk menyelesaikannya. Sementara itu dengan akta lain, disini Tara sudah tidak memikirkan perasaan Cipta lagi.

Secara logikanya, seseorang yang telah disakiti orang lain pasti akan merasa tidak nyaman dengan orang yang menyakitinya. Tidak begitu dengan Cipta, walaupun ia disakiti dan mempunyai sikap membangkang tapi Cipta tidak merasakan hal yang mengganggu terhadap dirinya. Walaupun memang terlihat sangat tidak logis.

Alhasil Cipta pun bersikap normal, walaupun ia merasa dirinya sungguh hancur tapi ia mencoba bertampil apa adanya saja. Selang dua minggu, Cipta bertemu dengan Tara yang sedang berjalan jalan dengan Tia. Tara dan Cipta hanya bertegur sapa saja tidak berbincang bincang hal lain. Tetapi dipertemuan yang singkat itu, ternyata Cipta melihat bahwa Tara tidak memakai gelang persahabatannya yang mereka janjikan untuk tidak melepasnya sampai kapan pun.

Mulai lah disana Cipta menjadi Gerang, sikap emosinya pun muncul, tapi apa yang Cipta lakukan?. Walaupun Cipta sudah tidak dianggap lagi oleh sahabtanya dan merasa emosi yang sangat luar biasa, Cipta tidak menyakiti sahabatnya sedikitpun. Dia hanya melempar senyum dan candaan normal ke mantan sahabatnya seperti itu.

Setelah sampai dirumah, Cipta hanya tertunduk lesu,. Dan memikirkan bahwa ini yang artinya sahabat?? Apa ini yang namanya kesetiakawanan?? Mulai saat itu Tara pun tidak pernah menengok Cipta ataupun menegur sapanya sekalipun ia berpaspasan dengan Cipta. Tapi di hati kecil Cipta, ia tetap menganggap Tara sahabatnya, sampai kapanpun…




0 komentar:

Posting Komentar